Jumat, 06 Mei 2016

Pembuatan Kompos Organik



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dalam bidang pertanian, tanah mempunyai arti yang sangat penting dilihat dari kemampuannya untuk menyediakan unsur hara/makanan bagi tanaman dengan jumlah yang tepat sehingga dapat menghasilkan produk yang optimum. Kesuburan tanah adalah mutu tanah untuk bercocok tanam, yang ditentukan oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia, dan biologi bagian tubuh tanah yang menjadi habitat akar-akar aktif bagi tanaman. Tanah yang baik bagi pertanian adalah tanah yang subur, menyangkut sifat tanah untuk menyediakan unsur hara dalam jumlah yang seimbang dan tersedia, memiliki tata air dan udara yang baik sesuai dengan kepentingan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tetapi, untuk memperoleh produktivitas yang tinggi pada pertanian tidak hanya dibutuhkan kesuburan tanah tetapi bagaimana seorang petani mampu mengolah lahannya dan mengatur ketersediaan unsur hara yang ada.
Salah satu cara untuk menjaga kesuburan tanah adalah dengan melakukan pemupukan. Pemupukan adalah pemberian bahan kepada tanah untuk memperbaiki atau meningkatkan kesuburan tanah, serta mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah dengan tujuan mendapatkan produktivitas pertanian yang maksimal.
Di masa sekarang ini banyak petani yang menggunakan pupuk anorganik karena kepraktisannya. Mereka belum banyak menyadari bahwa pupuk anorganik justru bisa menurunkan kualitas tanah dan produktivitasnya di masa mendatang jika pemakaiannya berlebihan. Selain itu masalah lain dari pupuk anorganik adalah harganya yang relatif mahal, serta ketersediaannya yang kadang menyulitkan petani hingga terjadi kelangkaan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengubahan pola penggunaan pupuk anorganik dengan pupuk organik, salah satunya yaitu dengan menggunakan kompos organik.
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik. Kompos sendiri dapat dibuat dari bahan-bahan organik seperti kotoran ternak baik kotoran sapi, kambing, ayam, kuda, kerbau dan sebagainya,  sisa-sisa pertanian seperti hasil pangksan sisa tanaman (tanaman kacang-kacangan/legum) ataupun daun-daun kering, jerami padi, sampah rumah tangga, sampah pasar, hijau-hijauan, dan limbah industri.
Kompos yang dibuat pada program kerja kelompok kuliah kerja nyata yaitu dari bahan-bahan campuran antara kotoran kambing, jerami padi, kayu apu, serta daun-daun kering dimana semua bahan memiliki kandungan unsur hara tinggi bagi tanaman, khususnya unsur  makro N, P, dan K. Kompos yang berasal dari bahan organik tersebut dapat membantu memperbaiki sifat fisika, kimia, maupun biologi tanah sehingga kesuburan tanah tetap terjaga serta ketersediaan haranya pun terjamin. Apalagi kompos dapat dibuat sendiri dari bahan-bahan yang mudah ditemukan, sehingga tidak memerlukan biaya banyak dalam pembuatannya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan pupuk kompos ini adalah :
  1. Menghasilkan pupuk yang berkualitas (mengandung unsur hara yang tersedia bagi tanaman) sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah
  2. Memberdayakan kehidupan masyarakat khusunya peternak sapi dan kambing dengan memanfaatkan produk sampingan (feses) bila dilakukan dalam skala besar
  3. Menghindarkan pencemaran lingkungan dan limbah sampingan berupa feses di peternakan itu sendiri dan lingkungan sekitar
  4. Memperbaiki kondisi fisik, kimia dan biologi tanah
  5. Memanfaatkan jerami padi yang kaya unsur K untuk dikembalikan lagi dalam bentuk kompos sehingga unsurnya tidak hilang karena dibakar
  6. Memanfaatkan daun-daun kering yang kaya unsur P
  7. Dari bahan-bahan yang ada tersebut, maka dihasilkan pupuk majemuk yang memiliki unsur hara makro lengkap yaitu N, P dan K tetapi prosentasenya belum diketahui dengan pasti



BAB II
PENETAPAN MASALAH
v  Belum adanya pemanfaatkan produk sampingan (feses) kambing, kotoran ayam, daun-daun kering, limbah rumah tangga dalam skala besar.
BAB III
LUARAN YANG DIHASILKAN
1.      Masyarakat mengetahui cara pembuatan pupuk kompos yang bahan dasar nya ada dilingkungan sekitar des Renah Lebar
2.      Masyarakat mengetahui manfaat dari pupuk kompos untuk tanaman yang ada di kebun mereka
BAB IV
METODE PELAKSANAAN
4.1 Waktu dan Tempat pembuatan
a.       Waktu Pelaksanaan     : 9 April 2016
b.      Tempat                        : Sekretariat KKN kelompok V Desa Renah Lebar
4.2 Cara Pembuatan Pupuk Kompos
4.2.1 Alat dan Bahan
a. Alat
1.      Cangkul
2.      Karung
3.      Plastik
4.      Ember
5.      Kamera
6.      Alat Tulis
b. Bahan
1.      Feses sapi            
2.      Sekam padi         
3.      EM4                    
4.      Gula pasir            
5.      Serbuk gergaji     
6.      Dedak                 
7.      Air secukupnya
8.      Pupuk Kompos   
4.2.2 Metode Pembuatan Pupuk Kompos
1.      Menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
2.      Mencampur kotoran sapi/feses, dedak, serbuk gergaji dan sekam sampai homogen.
3.      Melarutkan EM4 dan gula menggunakan air secukupnya
4.      Membagai dua bagian kemudian disemprotkan campuran EM4, air dan gula pasir tiap ketinggian 30 cm
5.      Menumpuk kembali bahan-bahan
6.      Menutup dengan plastik hingga rapat (anaerob)
7.      Melakukan pembalikan setiap seminggu sekali.
8.      Membuka plastic penutup kompos
9.      Mengaduk kompos sehingga kompos bagian atas dan bawah bisa tercampur
10.  menumpuk kembali bahan-bahan
11.  Menutup dengan plastik hingga rapat
12.  Membuka plastik penutup kompos
13.  Mengaduk kompos sehingga kompos bagian atas dan bawah bisa tercampur
14.  Melakukan identifikasi meliputi kenampakan, warna, tekstur, bau, sifat, suhu
15.  Produk pupuk kompos organik siap diaplikasikan
Ket :
  1. Kotoran sapi diambil dari kandang ayam desa Renah Lebar
  2. Kotoran kambing diambil dari kandang sapi desa Renah Lebar
  3. Jerami padi diambil di area persawahan sekitar desa  Renah Lebar
  4. Daun-daun kering diambil dari lingkungan desa Renah Lebar

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan yang dilakukan dimulai dari kegiatan tahap 1 sampai 11 berupa pengumpulan bahan, pembersihan bahan, pengeringan bahan, pencacahan bahan, pencampuran bahan/pemrosesan, pemantauan temperatur, pH dan kelembaban, pembalikan, pematangan hingga dihasilkan produk pupuk kompos organik yang siap  kualitas kompos jadi.
Bahan yang telah dikumpulkan kemudian diproses, daun-daun kering dicacah hingga ukuran ± 2 cm, begitu pula dengan limbah rumah tangga. Semua bahan kemudian dicampurkan menjadi satu, ditambah larutan  EM4 sebagai dekomposer, larutan gula sebagai makanan mikroorganisme untuk mempercepat pengomposan, dapat ditambahkan abu dapur untuk menambah unsur Ca, K dan Mg serta untuk menetralkan pH. Lalu diukur suhu awal dan pH awal, suhu awal pengomposan yaitu 30oC dan pH 6,5. Kompos awal tersebut lalu diletakkan di tepat terlindung dari cahaya matahari langsung dan hujan agar tidak menganggu proses pengomposan. Selama proses pengomposan dilakukan pengamatan rutin setiap hari dengan variabel yang diamati berupa suhu, pH, kelembaban, bau dan warna.
Setelah yakin kompos matang, dilakukan pengayakan untuk mendapatkan partikel yang sama, memisahkan dari partikel kompos yang belum terdekomposisi, dan memisahkan kotoran-kotoran yang ada. Hasil dari pengayakan didapatkan kompos yang siap diaplikasikan ketanaman baik kelapa sawit, karet, padi dan tanaman hortikultura lainnya. Menurut (Sutedjo, 2002) kotoran sapi tergolong pupuk dingin dimana perubahan-perubahan dalam menyediakan unsur hara tersedia bagi tanaman berlangsung perlahan-lahan, oleh karena itu proses dekomposisinya juga berlangsung relatif lama.
Pupuk kompos organik yang dibuat berasal dari bahan-bahan yang mengandung unsur hara esensial  tinggi bagi tanaman, unsur hara Nitrogen didapat dari kotoran sapi, unsur hara Phosfor didapat dari daun-daun kering, unsur hara kalium didapat dari kotoran kambing dan jerami padi. Selain itu dari kesemua bahan juga terdapat kandungan N,P, K, Ca, Mg, S walaupun dalam presentase kecil, serta mengandung unsur-unsur mikro seperti Zn, Cu, Mo, Co, B, Mn, dan Fe.
Pupuk kompos organik berasal dari campuran kotoran sapi dan kambing serta jerami padi yang baik untuk memperbaiki sifat fisik tanah berupa memperbaiki struktur dan agregat tanah agar lebih subur dan gembur, memperbaiki sifat kimia tanah dengan penyediaan unsur hara sebagai zat makanan bagi tanaman, meningkatkan nilai kapasitas tukar Kation (KTK), dapat membentuk senyawa kompleks dengan ion logam seperti Al, Fe, dan Mn, sehingga logam tersebut tidak meracuni tanaman, serta memperbaiki sifat biologi tanah sebagai sumber energy, sumber bahan organik dan makanan bagi mikroba dan mesofauna tanah. Untuk mengetahui kualitas kompos, juga dilakukan uji pada tanaman tanaman obat keluarga (TOGA) di desa Renah Lebar. Media tanam TOGA terdiri dari tanah dan campuran pupuk kompos organik.
Untuk pertumbuhan tanaman memasuki fase vegetatif dan generatif tentu tanaman memerlukan tambahan unsur  hara, tambahan bahan organik tanah yang dapat memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah sehingga pertumbuhan tanaman dan produktifitas yang dihasilkan optimal. Oleh karena itu diperlukan pupuk kompos organik sebagai pupuk organik yang baik untuk tanaman dan tidak merusak tanah di masa mendatang.
Adapun aturan pemakaian pupuk kompos organik dalam tanaman yaitu campuran tanah dan kompos sebagai media tanam bisa digunakan untuk tanaman hias /tanaman dalam pot, untuk  tanaman sayuran seperti tomat, cabai, sawi, kucai, bayam, dll. Jika pemakaian kompos dalam lahan yang luas, misalnya untuk kelapa sawit, karet, jagung atau palawija maka diperlukan 2 ton/ha diberikan saat tanam dengan dibenamkan di dekat lubang tanam.




BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.      Pupuk kompos merupakan hasil penguraian parsial dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik.
2.      Pupuk kompos dapat dibuat dari bahan-bahan organik seperti kotoran ternak baik kotoran sapi, kambing, ayam, kuda, kerbau dan sebagainya, sisa-sisa pertanian seperti daun-daun kering, hasil pangksasn sisa tanaman (tanaman kacang-kacangan/legum), jerami padi, sampah rumah tangga, sampah pasar, hijau-hijauan, dan limbah industri.
3.      Pupuk kompos dibuat dari bahan yang mengandung unsur hara esensial baik makro dan mikro yaang terdiri dari campuran kotoran sapi, kotoran kambing, jerami padi, dan daun-daun kering.
4.      Pupuk kompos diproses ± selama 1 minggu.
5.      Pupuk kompos yang telah matang ditandai dengan warnanya yang berubah menjadi  coklat kehitaman menyerupai tanah, tidak berbau, teksturnya menyerupai tanah (remah), suhu pupuk mendekati suhu ruang dari kenaikan suhu yang terjadi sebelumnya dan kelembaban kompos matang sekitar 30%.
6.      Keunggulan Pupuk kompos yaitu dapat menyediakan unsur hara bagi tanaman dan dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, serta biologi tanah.
7.      Aturan pemakaian pupuk kompos yang sesuai untuk tanaman yaitu campuran tanah dan kompos yang dapat diaplikasikan untuk tanaman hias/tanaman dalam pot, untuk tanaman sayur seperti tomat, cabai, sawi, kucai, bayam, dan jika pemakaian dalam wilayah luas untuk tanaman kelapa sawit dan karet maka diperlukan 2 ton/ha kompos diaplikasikan saat tanam dengan dibenamkan di dekat lubang tanam.

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2009. http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/pupuk3/ pupukhijau.pdf. Diakses pad 01 Mei 2016
Djuarnani, Nan. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos. PT. Agromedia Pustaka. Depok
Lingga, Pinus. 2006. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Depok

LAMPIRAN
 

Pembuatan Tanaman Obat Keluarga



I PENDAHULUAN

Tanaman obat keluarga (TOGA), adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Tanaman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Budidaya tanaman obat untuk keluarga dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individual. Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara menadiri dam memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga (www.wikipedia.com,. 2016).
Sebagian besar penduduk di Indonesia masih banyak yang tinggal di pedesaan atau di daerah pegunungan yang pada umumnya masih belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan yang memadai, baik dari pemerintah maupun swasta. Mereka masih banyak yang berekonomi lemah atau kurang mampu. Di daerah seperti itu umumnya masih sedikit atau sulit ditembus dengan peredaran obat yang harganya semakin mahal. Padahal problem kesehatan disana sangat berfariasi dan ada kalanya sulit pula cara penanggulangannya.
Posisi semacam inilah obat tradisional ditampilkan sebagai salah satu pengobatan alternatif yang sangat penting artinya, khususnya untuk penanganan/pelayanan kesehatan primer (PKP), baik sebagai obat preventif  maupun sebagai pengobatan (kuratif).
Pengobatan tradisional dengan menggunakan tanaman obat tidaklah asing bagi masyarakat Indonesia, karena sebelum rakyat Indonesia merdeka pun, masyarakat pelosok desa sudah menggunakan tanaman obat tersebut hingga sekarang, pengobatan tradisonal masih diakui keberadaannya di kalangan masyarakat luas. Ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang terus membina dan mengembangkannya, penanganan/pelayanan kesehatan primer (PKP), baik sebagai obat preventif maupun sebagai pengobatan tradisonal.
Tanaman obat merupakan salah satu unsur penting dalam upaya pelaksanaan pengendalian kesehatan. Tanaman obat sudah dikenal sejak dahulu dalam pengobatan tradisional, namun pengunaannya sebagai bahan baku belum dimanfaatkan secara optimal, sedangkan upaya yang telah dilakukan masih tertuju kepada khasiat dan kegunaannya saja.
Karena dengan perkembangan teknologi pula, semakin banyak tanaman obat tradisional yang telah bisa dibuktikan khasiatnya secara laboratorium dan dijamin aman untuk dikonsumsi dan bisa menyembuhkan penyakit tanpa menimbulkan efek samping.
Banyak bagian tumbuhan yang bisa digunakan sebagai obat, diantaranya adalah bagian buah, batang, daun, dan akar atau umbi. Oleh karena pentingnya tanaman-tanaman obat tersebut maka perlu kita mempelajarinya dengan baik sehingga dapat berdaya guna bagi kita.
Perawatan Tanaman Obat
Tanaman yang dipelihara dipekarangan rumah tidak memerlukan perawatan khusus, baik sebagai bumbu dapur atau bahan obat. Perlakuan khusus dalam budi daya tanamana obat dilakukan dalam skala usaha, dengan tujuan untuk memperoleh kualitas dan kuantitas hasil yang optimum. Kegiatan pemupukan dan pengendalian hama penyakit tanaman perlu dilakukan. Kegiatan ini sangat erat hubungannya dengan penggunaan bahan kimiawi yang terkandung dalam pupuk atau pestisida. Pemakaian bahan kimiawi dapat mencemari lingkungan, baik tanahmaupun air, dan yang paling berbahaya residu yang dihasilkan akan terakumulasi dalam produk tanaman yang dihasilkan. Untuk itu, perlu diperkenalkan sistem budi daya yang tidak tergantung pada bahan-bahan kimia. Sistem ini dikenal dengan istilah pertanian organik. Dalam budidaya tanaman obat dapat dimanfaatkan pupuk organik untuk menambah unsur hara mineral yang dibutuhkan tanaman. Pupuk organik yang digunakan diantranya adalah pupuk kandang, bokhasi, kompos, humus, sampah dapur, dan serasah daun. Selain itu, sebagai bahan pengendali hama penyakit tanaman, dapat dimanfaatkan pestisida alami yang terdapat disekitar rumah (Santoso, dkk., 2008)
Faktor Peningkatan Penggunaan Tanaman Obat yaitu:
1.      Pada umumnya, harga obat-obatan buatan pabrik yang snagat mahal, sehingga masyarakat mencari alternatif pengobatan yang lebih murah
2.      Efek samping yang ditimbulkan oleh obat tradisional sangat kecil dibandingkan dengan obat buatan pabrik. Kandungan unsur kimia yang terkandung di dalam obat tradisional sebenarny menjjadi dasar pengobatan kedokteran modern artinya pembuatan obat-obatn pabrik menggunakan rumus kimia yang telah disintesis bahan alami ramuan tradisional (Salan,Rudy. 2009).



III LUARAN YANG DIHASILKAN

Adapun luaran yang dihasilkan pada kegiatan ini, yaitu :
1.      Pekarangan rumah warga dapat dimanfaatkan secara maksimal.
2.      Dengan adanya pemanfaatan pekarangan rumah untuk TOGA warga lebih menggunakan obat tradisional tanpa ada efek sampingnya.
3.      Dapat meminimalkan untuk biaya pengobatan.

IV PENETAPAN MASALAH

Jika dilihat dari kondisi di Desa Renah Lebar, pekarangan rumah belum di manfaatkan semaksimal mungkin sementara jika di warga desa tersebut mau, pekarangan rumah tersebut dapat digunakan untuk tanaman obat. Selain tanaman ini tidak susah di rawat tanaman obat ini akan memberikan efek positif bagi warga tersebut, namun sebagian masyarakat tidak mengetahui manfaat dari tanaman yang ada di sekitar mereka. Jika tanaman obat ini ada di sekitar rumah warga maka ketika salah satu dari anggota keluarga tersebut sakit maka dengan cepat mendapatkan pengobatan,. Tanaman obat ini tidak jauh beda khasiatnya dengan obat-obatan buatan pabrik dan efek samping yang ditimbulkan oleh obat trasdisonal sangat kecil dibandingkan dengan obat buatan pabrik. Kandungan unsur kimia yang terkandung di dalam obat tradisional sebenarnya menjadi dasar pengobatan kedokteran modern artinya pembuatan obat-obatan pabrik menggunakan rumus kimia yang telah di sintetis bahan alami ramuan tradisional .

  
V METODE PELAKSANAAN
Pada pembuatan Tanaman Obat Keluarga di Desa Renah Lebar ini lokasi nya di pekarangan salah satu rumah warga. Adapun tanaman obat yang ditanam di Desa ini yaitu, kumis kucing, kunyit, jahe, ciplukan, belai, serai, dll. Bibit tanaman ini didapat dari warga sekitar desayang mana sebagian warga menanam tanaman tersebut di sekitar rumah nya.

4.1 alat dan bahan
·         Bibit tanaman
·         Cangkul
·         Kompos

 4.2 cara kerja
·         Menentukan lokasi pekarangan rumah warga yang mudah di jangkau oleh warga sekitar desa
·         Membersihkan tempat penanaman tanaman obat
·         Setelah bersih, tanah tempat tanaman obat tersebut di campur dengan kompos organik yang telah di buat oleh mahasiswa KKN
·         Tanaman obat di tanam dan di siram
·         Satu kali dalam satu hari dilakukan penyiraman supaya tanaman obat tersebut dapat tumbuh



VI HASIL YANG DICAPAI DAN PEMBAHASAN

            Penanaman Tanaman Obat keluarga di Desa Renah Lebar berhasil, begitu juga dengan antusias warga dengan adanya penanaman tanaman obat ini. Harapan nya dengan adanya tanaman ini masyarakat dapat menggunakan nya semaksimal mungkin dan dapat mengetahui manfaat dari setiap tanaman yang ada di sekitar mereka.
Berikut ini adalah aneka jenis tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai obat alami, sangat cocok ditanam di pekarangan atau halaman rumah sebagai persediaan dalam menjaga kesehatan keluarga..
1.Kunyit

Manfaat Tanaman Obat Kunyit. Di daerah Jawa, kunyit banyak digunakan sebagai ramuan jamu karena berkhasiat menyejukkan, membersihkan, mengeringkan,menghilangkan gatal, dan menyembuhkan kesemutan. Manfaat utama tanaman kunyit, yaitu: sebagai bahan obat tradisional, bahan baku industri jamu dan kosmetik, bahan bumbu masak, peternakan dll. Disamping itu rimpang tanaman kunyit itu juga bermanfaat sebagai anti inflamasi, anti oksidan, anti mikroba, pencegah kanker, anti tumor, dan menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, serta sebagai pembersih darah.
2. Jahe


Umbi jahe mengandung senyawa oleoresin yang lebih dikenal sebagai gingerol yang bersifat sebagai antioksidan. Sifat inilah yang membuat jahe disebut-sebut berguna sebagai komponen bioaktif antipenuaan. Komponen bioaktif jahe dapat berfungsi melindungi lemak/membran dari oksidasi, menghambat oksidasi kolesterol, dan meningkatkan kekebalan tubuh.
3. Belimbing wulu

Mengkonsumsi buah belimbing wuluh baik Wuluh menyebuhkan Gusi berdarah   Blimbing Wuluh sebagai Obat Gondongan, Sepuluh buah belimbing Blimbing Wuluh sebagai Obat Penghilang Panu .
4. BELUNTAS
Secara tradisional daun beluntas digunakan sebagai obat untuk menghilangkan bau badan, obat turun panas, obat batuk, dan obat diare.
6. CENGKEH
     
Cengkeh berkhasiat sangat kuat untuk obat karena dapat merangsang. Anti bakteri, anti virus dan anti septic. Setelah diolah menjadi minyak Cengkeh dapat dimanfaatkan untuk menghilangkan rasa sakit untuk penderita sakit gigi karena kandungan senyawa yang terkandung didalamnya dapat membantu sirkulasi peredaran darah dan dan merangsang kulit apabila dioleskan langsung pada kulit. Merangsang aromatik pernapasan, untuk mengatasi mual, muntah-muntah, perut kembung, lemas dan gangguan pencernaan, membantu merangsang sirkulasi darah dan mengatur suhu tubuh. •

7. Daun Dewa

             
Efek farmakologis daun dewa adalah antikoagulan (koagulan=zat yang mempermudah dan mempercepat pembekuan darah), mencairkan bekuan darah, stimulasi sirkulasi, menghentikan perdarahan, menghilangkan panas, dan membersihkan racun. Daun dewa mengandung zat saponin, minyak atsiri, flavonoid, dan tanin. Efek farmakologis didapatkan dari seluruh tanaman. daun dewa juga bisa mengatasi kejang pada anak dan beberapa jenis pendarahan. Untuk mengatasi luka terpukul, tak datang haid, pendarahan pada wanita, pembengkakan payudara, batuk, dan muntah darah seluruh tanaman daun dewa ditumbuk, atau direbus, lalu airnya diminum.
8. Delima

                 
Delima kaya akan antioksidan polyphenols, seperti tannin dan anthocyanin. Penelitian medis telah menunjukkan bahwa pasien yang mengonsumsi jus delima setiap hari dapat merasakan berbagai keuntungan, yakni kadar kolesterol menurun, memeroleh vitamin C lebih banyak, serta aliran darah ke jantung meningkat. Ini berarti jus delima juga efektif untuk menjaga jantung supaya tetap sehat dan menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke. Sebagai minuman, jus delima juga dapat mencegah dan memperlambat efek penyakit Alzheimer, menurunkan tekanan darah, menjaga agar arteri tidak tersumbat oleh penumpukan plak, mencegah kerusakan tulang rawan, dan menjaga kesehatan gigi

9. Jambu Biji

Penyakit Yang Dapat Diobati : Diabetes melitus, Maag, Diare (sakit perut), Masuk angin, Beser; Prolapsisani, Sariawan, Sakit Kulit, Luka baru.

10.  Jeruk Nipis
                

                                                 
Karena berbagai kandungnan minyak dan zat yang ada di dalamnya, jeruk nipis juga dimanfaatkan untuk mengatasi disentri, sembelit, ambeien, haid tak teratur, difteri, jerawat, kepala pusing atau vertigo, suara serak, batuk, bau badan, menambah nafsu makan, mencegah rambut rontok, ketombe, flu, demam, terlalu gemuk, amandel, penyakit anyang-anyangan (kencing terasa sakit), mimisan, dan radang hidung.
11.  Kumis Kucing
 
Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati rematik. Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai upaya penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun tanaman ini juga bermanfaat untu pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria, dan penyakit syphilis. 
12. Manggis
         
Secara tradisional buah manggis adalah obat sariawan, wasir dan luka. Kulit buah dimanfaatkan sebagai pewarna termasuk untuk tekstil dan air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
13. Kencur

Berdasarkan analisis laboratorium, minyak atsiri dalam rimpang kencur mengandung kurang lebih 23 macam senyawa. Tujuh belas di antaranya mengandung senyawa aromatic, monoterpena, dan seskuiterpena. Senyawa terakhir punya efek mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri (daya analgesic). Kencur juga bersifat stimulant, sehingga bias sebagai penambah tenaga. Selain itu juga bersifat karminatif atau meluruhkan angina, jadi menghilangkan kembung di perut.
14. Ciplukan
Munculnya berbagai manfaat ciplukan itu akibat adanya beberapa kandungan yang terdapat di dalam ciplukan seperti vitamin C, asam palmitat, alkaloid, chlorogenic acid, polifenol dan lain sebagainya yang terbukti ampuh untuk mengatasi berbagai jenis penyakit. Secara garis besar tanaman ciplukan ini memiliki peran sebagai tanaman yang memiliki fungsi antibakteri, anti aflamasi, analgesik, imunosupresan, antioksidan, sitotoksik, meredakan batuk, antivirus, menetralkan racun dan anti hiperglikemi. Berikut ini akan kita ulas sedikit manfaat ciplukan jika dilihat dari bagian tumbuhannya.
Pengolahan Tanaman Obat
Supriyanto (2006) mengatakan bahwa para petani dan masyarakat tidak hanya dituntut untuk tahu cara menanam tanaman obat saja, tapi juga harus tahu bagaimana cara mengolah tanaman obat yang baik serta mengetahui pula fungsi dan kegunaan tanaman obat tersebut.
Beberapa faktor masyarakat kurang memahami cara pengolahan tanaman obat yang baik adalah akibat dari kurangnya pengetahuan masyarakat dan minimnya buku-buku serta literatur yang membahas dan mengupas permasalahan tentang cara mengolah , mengetahui fungsi dan kegunaan dari tanaman obat itu sendiri.
Selain itu juga dibutuhkan sosialisasi yang berkelanjutan dari pemerintah dan pihak terkait agar tidak terjadi salah tafsir dikemudian hari tentang cara pengolahan tanaman obat, karena hal yang demikian sangat diperhatikan oleh masyarakat, disebabkan tanaman obat berperan penting dalam mengatsi masalah kesehatan keluarga.
Pengetahuan tentang tata cara pengolahan tanaman obat menjadi dasar pemahaman masyarakat karena dalam proses ini terjadi pembelajaran tentang bagaimana fungsi dan kegunaan dari tanaman obat (Anonim 2005).







DAFTAR PUSTAKA

  Anonim, 2005, Teknik Budidaya Tanaman Obat” , Satuan Kerja Pembina dan Pengembangan Hortikultura, Kabupaten Majene

Salan,Rudy. (2009). Penelitian faktor-faktor psiko-sosio-kultural dalam pengobatan           tradisional pada tiga daerah, Palembang, Semarang, Bali. Jakarta. Badan Penelitian       dan Pengembangan Kesehatan, Pusat Penelitian Kanker dan Pengembangan    Radiologi, Departemen Kesehatan RI. Hal 40.
Santoso, Hieronymus Budi. (2008). Ragam dan Khasiat Tanaman Obat. Jakarta     Selatan.          Agromedia Pustaka. Hal 50)
Supriyanto, 2006. “Proses Pengolahan Tanaman Obat”, Jakarta. Tim Lentera





















Lampiran

Lampiran