Jumat, 06 Mei 2016

Pembuatan Kompos Organik



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dalam bidang pertanian, tanah mempunyai arti yang sangat penting dilihat dari kemampuannya untuk menyediakan unsur hara/makanan bagi tanaman dengan jumlah yang tepat sehingga dapat menghasilkan produk yang optimum. Kesuburan tanah adalah mutu tanah untuk bercocok tanam, yang ditentukan oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia, dan biologi bagian tubuh tanah yang menjadi habitat akar-akar aktif bagi tanaman. Tanah yang baik bagi pertanian adalah tanah yang subur, menyangkut sifat tanah untuk menyediakan unsur hara dalam jumlah yang seimbang dan tersedia, memiliki tata air dan udara yang baik sesuai dengan kepentingan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tetapi, untuk memperoleh produktivitas yang tinggi pada pertanian tidak hanya dibutuhkan kesuburan tanah tetapi bagaimana seorang petani mampu mengolah lahannya dan mengatur ketersediaan unsur hara yang ada.
Salah satu cara untuk menjaga kesuburan tanah adalah dengan melakukan pemupukan. Pemupukan adalah pemberian bahan kepada tanah untuk memperbaiki atau meningkatkan kesuburan tanah, serta mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah dengan tujuan mendapatkan produktivitas pertanian yang maksimal.
Di masa sekarang ini banyak petani yang menggunakan pupuk anorganik karena kepraktisannya. Mereka belum banyak menyadari bahwa pupuk anorganik justru bisa menurunkan kualitas tanah dan produktivitasnya di masa mendatang jika pemakaiannya berlebihan. Selain itu masalah lain dari pupuk anorganik adalah harganya yang relatif mahal, serta ketersediaannya yang kadang menyulitkan petani hingga terjadi kelangkaan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengubahan pola penggunaan pupuk anorganik dengan pupuk organik, salah satunya yaitu dengan menggunakan kompos organik.
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik. Kompos sendiri dapat dibuat dari bahan-bahan organik seperti kotoran ternak baik kotoran sapi, kambing, ayam, kuda, kerbau dan sebagainya,  sisa-sisa pertanian seperti hasil pangksan sisa tanaman (tanaman kacang-kacangan/legum) ataupun daun-daun kering, jerami padi, sampah rumah tangga, sampah pasar, hijau-hijauan, dan limbah industri.
Kompos yang dibuat pada program kerja kelompok kuliah kerja nyata yaitu dari bahan-bahan campuran antara kotoran kambing, jerami padi, kayu apu, serta daun-daun kering dimana semua bahan memiliki kandungan unsur hara tinggi bagi tanaman, khususnya unsur  makro N, P, dan K. Kompos yang berasal dari bahan organik tersebut dapat membantu memperbaiki sifat fisika, kimia, maupun biologi tanah sehingga kesuburan tanah tetap terjaga serta ketersediaan haranya pun terjamin. Apalagi kompos dapat dibuat sendiri dari bahan-bahan yang mudah ditemukan, sehingga tidak memerlukan biaya banyak dalam pembuatannya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan pupuk kompos ini adalah :
  1. Menghasilkan pupuk yang berkualitas (mengandung unsur hara yang tersedia bagi tanaman) sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah
  2. Memberdayakan kehidupan masyarakat khusunya peternak sapi dan kambing dengan memanfaatkan produk sampingan (feses) bila dilakukan dalam skala besar
  3. Menghindarkan pencemaran lingkungan dan limbah sampingan berupa feses di peternakan itu sendiri dan lingkungan sekitar
  4. Memperbaiki kondisi fisik, kimia dan biologi tanah
  5. Memanfaatkan jerami padi yang kaya unsur K untuk dikembalikan lagi dalam bentuk kompos sehingga unsurnya tidak hilang karena dibakar
  6. Memanfaatkan daun-daun kering yang kaya unsur P
  7. Dari bahan-bahan yang ada tersebut, maka dihasilkan pupuk majemuk yang memiliki unsur hara makro lengkap yaitu N, P dan K tetapi prosentasenya belum diketahui dengan pasti



BAB II
PENETAPAN MASALAH
v  Belum adanya pemanfaatkan produk sampingan (feses) kambing, kotoran ayam, daun-daun kering, limbah rumah tangga dalam skala besar.
BAB III
LUARAN YANG DIHASILKAN
1.      Masyarakat mengetahui cara pembuatan pupuk kompos yang bahan dasar nya ada dilingkungan sekitar des Renah Lebar
2.      Masyarakat mengetahui manfaat dari pupuk kompos untuk tanaman yang ada di kebun mereka
BAB IV
METODE PELAKSANAAN
4.1 Waktu dan Tempat pembuatan
a.       Waktu Pelaksanaan     : 9 April 2016
b.      Tempat                        : Sekretariat KKN kelompok V Desa Renah Lebar
4.2 Cara Pembuatan Pupuk Kompos
4.2.1 Alat dan Bahan
a. Alat
1.      Cangkul
2.      Karung
3.      Plastik
4.      Ember
5.      Kamera
6.      Alat Tulis
b. Bahan
1.      Feses sapi            
2.      Sekam padi         
3.      EM4                    
4.      Gula pasir            
5.      Serbuk gergaji     
6.      Dedak                 
7.      Air secukupnya
8.      Pupuk Kompos   
4.2.2 Metode Pembuatan Pupuk Kompos
1.      Menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
2.      Mencampur kotoran sapi/feses, dedak, serbuk gergaji dan sekam sampai homogen.
3.      Melarutkan EM4 dan gula menggunakan air secukupnya
4.      Membagai dua bagian kemudian disemprotkan campuran EM4, air dan gula pasir tiap ketinggian 30 cm
5.      Menumpuk kembali bahan-bahan
6.      Menutup dengan plastik hingga rapat (anaerob)
7.      Melakukan pembalikan setiap seminggu sekali.
8.      Membuka plastic penutup kompos
9.      Mengaduk kompos sehingga kompos bagian atas dan bawah bisa tercampur
10.  menumpuk kembali bahan-bahan
11.  Menutup dengan plastik hingga rapat
12.  Membuka plastik penutup kompos
13.  Mengaduk kompos sehingga kompos bagian atas dan bawah bisa tercampur
14.  Melakukan identifikasi meliputi kenampakan, warna, tekstur, bau, sifat, suhu
15.  Produk pupuk kompos organik siap diaplikasikan
Ket :
  1. Kotoran sapi diambil dari kandang ayam desa Renah Lebar
  2. Kotoran kambing diambil dari kandang sapi desa Renah Lebar
  3. Jerami padi diambil di area persawahan sekitar desa  Renah Lebar
  4. Daun-daun kering diambil dari lingkungan desa Renah Lebar

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan yang dilakukan dimulai dari kegiatan tahap 1 sampai 11 berupa pengumpulan bahan, pembersihan bahan, pengeringan bahan, pencacahan bahan, pencampuran bahan/pemrosesan, pemantauan temperatur, pH dan kelembaban, pembalikan, pematangan hingga dihasilkan produk pupuk kompos organik yang siap  kualitas kompos jadi.
Bahan yang telah dikumpulkan kemudian diproses, daun-daun kering dicacah hingga ukuran ± 2 cm, begitu pula dengan limbah rumah tangga. Semua bahan kemudian dicampurkan menjadi satu, ditambah larutan  EM4 sebagai dekomposer, larutan gula sebagai makanan mikroorganisme untuk mempercepat pengomposan, dapat ditambahkan abu dapur untuk menambah unsur Ca, K dan Mg serta untuk menetralkan pH. Lalu diukur suhu awal dan pH awal, suhu awal pengomposan yaitu 30oC dan pH 6,5. Kompos awal tersebut lalu diletakkan di tepat terlindung dari cahaya matahari langsung dan hujan agar tidak menganggu proses pengomposan. Selama proses pengomposan dilakukan pengamatan rutin setiap hari dengan variabel yang diamati berupa suhu, pH, kelembaban, bau dan warna.
Setelah yakin kompos matang, dilakukan pengayakan untuk mendapatkan partikel yang sama, memisahkan dari partikel kompos yang belum terdekomposisi, dan memisahkan kotoran-kotoran yang ada. Hasil dari pengayakan didapatkan kompos yang siap diaplikasikan ketanaman baik kelapa sawit, karet, padi dan tanaman hortikultura lainnya. Menurut (Sutedjo, 2002) kotoran sapi tergolong pupuk dingin dimana perubahan-perubahan dalam menyediakan unsur hara tersedia bagi tanaman berlangsung perlahan-lahan, oleh karena itu proses dekomposisinya juga berlangsung relatif lama.
Pupuk kompos organik yang dibuat berasal dari bahan-bahan yang mengandung unsur hara esensial  tinggi bagi tanaman, unsur hara Nitrogen didapat dari kotoran sapi, unsur hara Phosfor didapat dari daun-daun kering, unsur hara kalium didapat dari kotoran kambing dan jerami padi. Selain itu dari kesemua bahan juga terdapat kandungan N,P, K, Ca, Mg, S walaupun dalam presentase kecil, serta mengandung unsur-unsur mikro seperti Zn, Cu, Mo, Co, B, Mn, dan Fe.
Pupuk kompos organik berasal dari campuran kotoran sapi dan kambing serta jerami padi yang baik untuk memperbaiki sifat fisik tanah berupa memperbaiki struktur dan agregat tanah agar lebih subur dan gembur, memperbaiki sifat kimia tanah dengan penyediaan unsur hara sebagai zat makanan bagi tanaman, meningkatkan nilai kapasitas tukar Kation (KTK), dapat membentuk senyawa kompleks dengan ion logam seperti Al, Fe, dan Mn, sehingga logam tersebut tidak meracuni tanaman, serta memperbaiki sifat biologi tanah sebagai sumber energy, sumber bahan organik dan makanan bagi mikroba dan mesofauna tanah. Untuk mengetahui kualitas kompos, juga dilakukan uji pada tanaman tanaman obat keluarga (TOGA) di desa Renah Lebar. Media tanam TOGA terdiri dari tanah dan campuran pupuk kompos organik.
Untuk pertumbuhan tanaman memasuki fase vegetatif dan generatif tentu tanaman memerlukan tambahan unsur  hara, tambahan bahan organik tanah yang dapat memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah sehingga pertumbuhan tanaman dan produktifitas yang dihasilkan optimal. Oleh karena itu diperlukan pupuk kompos organik sebagai pupuk organik yang baik untuk tanaman dan tidak merusak tanah di masa mendatang.
Adapun aturan pemakaian pupuk kompos organik dalam tanaman yaitu campuran tanah dan kompos sebagai media tanam bisa digunakan untuk tanaman hias /tanaman dalam pot, untuk  tanaman sayuran seperti tomat, cabai, sawi, kucai, bayam, dll. Jika pemakaian kompos dalam lahan yang luas, misalnya untuk kelapa sawit, karet, jagung atau palawija maka diperlukan 2 ton/ha diberikan saat tanam dengan dibenamkan di dekat lubang tanam.




BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.      Pupuk kompos merupakan hasil penguraian parsial dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik.
2.      Pupuk kompos dapat dibuat dari bahan-bahan organik seperti kotoran ternak baik kotoran sapi, kambing, ayam, kuda, kerbau dan sebagainya, sisa-sisa pertanian seperti daun-daun kering, hasil pangksasn sisa tanaman (tanaman kacang-kacangan/legum), jerami padi, sampah rumah tangga, sampah pasar, hijau-hijauan, dan limbah industri.
3.      Pupuk kompos dibuat dari bahan yang mengandung unsur hara esensial baik makro dan mikro yaang terdiri dari campuran kotoran sapi, kotoran kambing, jerami padi, dan daun-daun kering.
4.      Pupuk kompos diproses ± selama 1 minggu.
5.      Pupuk kompos yang telah matang ditandai dengan warnanya yang berubah menjadi  coklat kehitaman menyerupai tanah, tidak berbau, teksturnya menyerupai tanah (remah), suhu pupuk mendekati suhu ruang dari kenaikan suhu yang terjadi sebelumnya dan kelembaban kompos matang sekitar 30%.
6.      Keunggulan Pupuk kompos yaitu dapat menyediakan unsur hara bagi tanaman dan dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, serta biologi tanah.
7.      Aturan pemakaian pupuk kompos yang sesuai untuk tanaman yaitu campuran tanah dan kompos yang dapat diaplikasikan untuk tanaman hias/tanaman dalam pot, untuk tanaman sayur seperti tomat, cabai, sawi, kucai, bayam, dan jika pemakaian dalam wilayah luas untuk tanaman kelapa sawit dan karet maka diperlukan 2 ton/ha kompos diaplikasikan saat tanam dengan dibenamkan di dekat lubang tanam.

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2009. http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/pupuk3/ pupukhijau.pdf. Diakses pad 01 Mei 2016
Djuarnani, Nan. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos. PT. Agromedia Pustaka. Depok
Lingga, Pinus. 2006. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Depok

LAMPIRAN
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar